Apa itu Umrah Mabrur, Mengenal Kriteria dan Tanda-Tandanya.

Kategori : Umrah, Informasi, Ditulis pada : 07 Desember 2025, 13:03:42

Apa itu Umrah Mabrur? Mengenal Kriteria dan Tanda-Tandanya.

1. Apa itu Umrah Mabrur, Mengenal Kriteria dan Tanda-Tandanya..jpg

Setiap kali jamaah pulang dari Tanah Suci, ucapan yang sering kita dengar adalah doa penuh harap: “Semoga umrahnya mabrur ya.”

Kalimat sederhana ini mengandung makna yang dalam. Sebab, bukan sekadar umrah yang sah atau lancar, tapi umrah yang mabrur ibadah yang benar-benar diterima oleh Allah SWT dan membawa perubahan nyata dalam hidup seseorang.

Namun, apa sebenarnya makna “mabrur”? Dan bagaimana kita tahu bahwa ibadah yang kita jalani telah mencapai derajat itu?

Makna “Mabrur” dalam Ibadah Umrah

Secara bahasa, kata mabrur berasal dari akar kata al-birr yang berarti kebaikan atau kebajikan. Dalam konteks ibadah, mabrur berarti “yang diterima oleh Allah karena dilandasi kebaikan hati, keikhlasan niat, dan pelaksanaan yang benar”.

Meski istilah “umrah mabrur” tidak disebut secara eksplisit dalam hadis-hadis seperti halnya “haji mabrur”, para ulama sepakat bahwa prinsipnya serupa. Umrah mabrur adalah umrah yang membawa kebaikan bagi diri pelakunya dan diterima di sisi Allah.

Kriteria Umrah yang Diterima Allah

Untuk meraih derajat mabrur, umrah harus memenuhi sejumlah kriteria yang disebut dalam banyak sumber keislaman:

  1. Niat yang Ikhlas
    Ibadah dilakukan semata-mata karena Allah, bukan karena gengsi, tren, atau pujian. Rasulullah ﷺ bersabda,

“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Pelaksanaan Sesuai Syariat
    Umrah harus mengikuti tuntunan Rasulullah: berihram di miqat, tawaf, sa’i, dan tahallul. Tidak boleh sembarangan atau menambah-kurangi rukun.
  2. Menjauhi Maksiat dan Perbuatan Tercela
    Baik selama di Tanah Suci maupun setelahnya. Sebagaimana dijelaskan oleh ulama Nahdlatul Ulama, umrah mabrur tidak akan lahir dari hati yang masih kotor oleh riya’ atau maksiat.
  3. Sumber Dana yang Halal
    Rezeki yang digunakan untuk berangkat harus bersih. Harta haram tidak akan menumbuhkan kemabruran, sebagaimana dijelaskan dalam prinsip fiqih: “Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.”
  4. Menghasilkan Perubahan Nyata dalam Diri
    Seseorang yang umrahnya mabrur akan pulang dengan hati baru: lebih sabar, lebih lembut, lebih rajin beribadah, dan lebih peduli pada sesama.

Tanda-Tanda Umrah Mabrur

Kemabruran ibadah tidak terlihat dari foto di depan Ka’bah atau banyaknya oleh-oleh yang dibawa pulang. Tanda-tandanya justru tampak setelah jamaah kembali ke tanah air. Menurut sejumlah sumber, seperti NU Online dan Detik Hikmah, berikut tanda-tanda yang bisa menjadi refleksi diri:

  • Ibadah semakin meningkat — shalat lebih tepat waktu, rajin membaca Al-Qur’an, serta lebih sering berzikir.
  • Akhlak membaik — tidak mudah marah, rendah hati, mudah memaafkan, dan tidak sombong.
  • Cinta dunia menurun — fokus bukan lagi pada gengsi atau status sosial, tetapi pada ridha Allah.
  • Ketenangan hati — hidup terasa damai karena keyakinan bahwa Allah selalu dekat.

Dan yang paling penting, orang yang mendapatkan kemabruran tidak akan menyombongkan diri. Ia sadar bahwa yang menilai hanyalah Allah, bukan manusia.

Umrah yang Mengubah Hidup

Ketika seseorang benar-benar memahami makna mabrur, umrah bukan lagi perjalanan wisata religi semata. Ia menjadi titik balik kehidupan. Setiap langkah thawaf terasa seperti memutar waktu dan menata ulang hati. Setiap lintasan sa’i menjadi simbol perjuangan dan keteguhan, sebagaimana Siti Hajar mencari air untuk Ismail.

Dalam konteks modern, umrah mabrur berarti ibadah yang menjadikan seseorang lebih bermanfaat. Ia mungkin tidak berubah secara drastis dalam sehari, tapi perlahan—cara berpikir, bersikap, dan berinteraksi menjadi lebih lembut, lebih Islami.

Umrah mabrur bukan sekadar gelar spiritual, tapi hasil dari perpaduan antara niat yang lurus, ibadah yang sahih, dan akhlak yang membaik setelahnya. Sebagaimana ditegaskan oleh para ulama, penerimaan ibadah tetap menjadi rahasia Allah SWT, namun kita diwajibkan untuk terus memperbaiki niat, menjaga amal, dan menebar kebaikan.

Semoga setiap langkah kita menuju Tanah Suci menjadi bagian dari perjalanan menuju kemabruran sejati bukan hanya sekali dalam hidup, tapi sepanjang hidup.

 

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://safar.co.id